Mataram – Setelah mencuatnya amarah publik akibat penundaan keberangkatan haji Bupati Lombok Tengah, Lalu Pathul Bahri dan istrinya Baiq Nurul Aini untuk kali kedua, suasana sempat memanas di Asrama Haji NTB, Rabu (7/5/2025).
Ratusan warga dari berbagai elemen masyarakat mendesak kejelasan, bahkan sempat mengusir Kepala Bidang Haji Kanwil Kemenag NTB karena tidak mampu memberi jaminan kepastian.
Namun, titik terang akhirnya datang ketika Kepala Kanwil Kemenag NTB, H. Zamroni Aziz, memenuhi tuntutan massa dan turun langsung ke lokasi menemui Bupati Lombok Tengah. Kehadiran Zamroni Aziz sempat membuat suasana kembali tegang, dengan massa yang berkerumun di luar asrama menyuarakan kekecewaan.
Dalam pertemuan tersebut, Zamroni Aziz menyampaikan permintaan maaf kepada publik Lombok Tengah atas kegaduhan dan miskomunikasi yang terjadi. Ia mengakui adanya kesalahan teknis dan koordinasi internal yang berdampak besar pada kepercayaan masyarakat.
Dengan nada tegas dan penuh tanggung jawab, Zamroni menyatakan komitmennya: “Bupati Lombok Tengah dan istrinya tetap berangkat bersama kloter 6. Dan saya tegaskan, jika sampai beliau tidak berangkat, saya siap berhenti dari jabatan saya sebagai Kepala Kanwil Kemenag NTB.”
Pernyataan tersebut disambut riuh apresiasi dari masyarakat yang menganggap sikap Zamroni sebagai bentuk tanggung jawab moral seorang pemimpin.
Ketegasan ini menjadi angin sejuk yang menenangkan situasi. Di tengah ketegangan yang sempat meningkat, kehadiran langsung Kepala Kanwil dan pernyataannya yang lugas dinilai sebagai langkah bijak yang patut diapresiasi, meskipun publik berharap evaluasi internal segera dilakukan agar insiden serupa tak terulang.
Salah satu tokoh masyarakat Lombok Tengah, Lalu Marta Wijaya, menyampaikan bahwa pihaknya menghormati sikap Zamroni yang berani tampil langsung dan bertanggung jawab. Namun ia juga mengingatkan bahwa simbol daerah tak boleh dipermainkan, karena menyangkut harga diri masyarakat.
“Kami minta ini jadi pelajaran penting bagi Kemenag NTB. Rasa kecewa ini bukan soal pribadi, tapi menyangkut marwah pemimpin kami yang telah dilepas oleh ribuan warga dan ulama. Jangan sampai sistem merendahkan simbol kami,” ujarnya.
Situasi pun perlahan kondusif, dan masyarakat kini menanti janji pemberangkatan Bupati Lombok Tengah yang dijadwalkan esok hari tetap terealisasi.