Scroll untuk baca artikel
Berita

Emoji Jempol dalam Chat Berakhir dengan Denda Ratusan Juta

207
×

Emoji Jempol dalam Chat Berakhir dengan Denda Ratusan Juta

Sebarkan artikel ini
 

Mataram, Lombok Fokus – Mengirim emoji ternyata dapat memiliki konsekuensi serius, seperti yang dialami oleh pemilik perusahaan pertanian, Chris Achter. Dia didenda dalam jumlah ratusan juta karena mengirimkan emoji jempol kepada South West Terminal, yang menyebabkan kebingungan dalam proses bisnis kedua pihak.

Kejadian ini bermula ketika Achter menanggapi foto kontrak pembelian rami melalui pesan teks dengan mengirimkan emoji jempol pada tahun 2021. Namun, pembelinya tidak menerima barang yang dibelinya tersebut.

Iklan Bank NTB Syariah
Selamat Hari Pers Nasional

South West Terminal berpendapat bahwa emoji jempol tersebut menunjukkan bahwa Achter menerima persyaratan kontrak. Namun, Achter berpendapat bahwa emoji jempol hanya menunjukkan bahwa dia telah melihat kontrak tanpa menjelaskan persetujuan. Perdebatan arti emoji ini akhirnya dibawa ke meja hijau, dengan sidang yang dipenuhi dengan 24 contoh emoji.

Hakim TJ. Keene akhirnya memutuskan bahwa emoji jempol dapat diartikan sebagai persetujuan isi kontrak. Emoji ini dianggap sebagai pengganti tanda tangan Achter. Sebagai hasilnya, Achter didenda sebesar 82 ribu dolar Kanada atau sekitar Rp 935 juta.

“Saya yakin dengan keseimbangan probabilitas bahwa Chris telah menyetujui kontrak seperti yang dilakukan sebelumnya, kecuali kali ini dia menggunakan emoji jempol,” jelas Hakim Keene dalam pengumuman putusan.

Hakim Keene juga menambahkan, “menurut saya, persyaratan tanda tangan telah dipenuhi oleh emoji jempol dari Chris, mengingat keunikan ponselnya.”

Keputusan ini memberikan peringatan kepada kita semua untuk berhati-hati saat memilih emoji dalam komunikasi daring. Hal ini juga menekankan pentingnya pemahaman yang jelas antara pihak-pihak yang terlibat untuk menghindari kebingungan di masa depan.

Kasus ini juga menyoroti bagaimana perkembangan teknologi seperti penggunaan emoji dalam komunikasi perlu akomodasi hukum yang cermat. Implementasi peraturan yang jelas untuk interpretasi emoji dalam konteks hukum menjadi penting.

READ  Belanja Alkes Produk Dalam Negeri, RSUD NTB Sabet Peringkat I Nasional dari Kemenkes

Mengingat kejadian ini, penting bagi pengguna untuk berhati-hati saat mengirim pesan dalam bentuk emoji, terutama dalam transaksi bisnis yang serius. Sebuah emoji yang sederhana dapat dengan mudah diartikan secara berbeda oleh masing-masing individu. Oleh karena itu, penting untuk memastikan bahwa makna emoji dikomunikasikan dengan jelas agar tidak ada kebingungan yang terjadi.

Sebagai pengguna teknologi yang semakin maju, kita harus tetap berada di atas peraturan dan kebijakan yang berkaitan dengan komunikasi daring dan penggunaan emoji. Menghindari masalah hukum dan mengkomunikasikan secara tepat adalah kunci sukses dalam menghindari akibat serius seperti yang dialami oleh Chris Achter dalam kasus ini.

Sumber: Reuters, Senin (10/7/2023)

Berlangganan Yes No thanks