LOMBOK UTARA– Ikatan Alumni Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (IKA PMII) Kabupaten Lombok Utara mendesak Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo untuk turun tangan dan mengatensi penuh kasus Kematian seorang aparatur sipil negara (ASN) bernama Rizki Watoni ditemukan tewas gantung diri di Kayangan, Lombok Utara, Nusa Tenggara Barat (NTB) buntut dugaan pemerasan sebesar belasan juta rupiah, yang berujung pada aksi pembakaran Mapolsek Kayangan, Lombok Utara.
Desakan ini disampaikan oleh Sekretaris IKA PMII Lombok Utara, Pauzan Basri, dalam keterangannya pada Selasa (18/3/2025). Ia menegaskan bahwa kejadian ini bukan perkara biasa dan meminta agar semua fakta yang ada diungkap secara terang benderang.
“Fakta yang sebenarnya terjadi harus diusut sampai tuntas. Ini bukan kasus biasa. Mengapa masyarakat bisa begitu marah hingga melakukan aksi pembakaran Mapolsek? Kapolri dan Kapolda NTB harus serius mengatensi ini. Jika perlu, turunkan tim investigasi independen agar masyarakat mengetahui apa yang sebenarnya terjadi,” ujar Pauzan, yang juga merupakan warga Kecamatan Kayangan.
Dorongan Transparansi dan Keadilan
Pauzan menekankan bahwa untuk menghindari spekulasi liar dan menjaga citra kepolisian, maka seluruh fakta dalam kasus ini harus dibuka secara transparan kepada publik. Ia juga menegaskan bahwa masyarakat dan keluarga korban membutuhkan keadilan yang jelas.
“Semua pihak yang terlibat harus diperiksa dengan baik. Masyarakat butuh kejelasan dan kebenaran, bukan sekadar spekulasi. Kasus ini harus ditangani secara terbuka dan transparan,” tegasnya.
Lebih lanjut, Pauzan mengimbau masyarakat untuk tetap menahan diri dan tidak melakukan tindakan yang dapat mengganggu stabilitas keamanan di wilayah tersebut.
“Saya mengajak kita semua untuk menahan diri dan tidak melakukan tindakan yang dapat mengganggu stabilitas keamanan dan ketertiban masyarakat (kamtibmas). Lombok Utara dikenal sebagai daerah yang damai dan harmonis, mari kita jaga itu bersama,” imbuhnya.
Kritik terhadap Manajemen Alfamart
Selain mendesak pengusutan kasus SW, Pauzan juga menyayangkan sikap manajemen Alfamart yang dinilai kurang responsif terhadap insiden ini. Ia menyoroti video rekaman CCTV dari salah satu gerai Alfamart yang beredar di media sosial dan menegaskan bahwa perusahaan ritel tersebut seharusnya lebih berhati-hati dalam menangani kasus seperti ini.
“Kejadian di Alfamart terjadi saat korban bertransaksi di sana. Videonya beredar dari CCTV Alfamart. Seharusnya, manajemen Alfamart tidak terburu-buru menyebarkan video ke media sosial tanpa memberikan waktu 1×24 jam untuk klarifikasi. Ini menyangkut nama baik seseorang, apalagi jika kejadian itu memang tidak disengaja,” ujar Pauzan.
Tak hanya itu, Pauzan juga menyoroti keberadaan Alfamart di Kabupaten Lombok Utara yang dinilainya merugikan ekonomi lokal.
“Alfamart seharusnya dievaluasi keberadaannya di Lombok Utara. Mereka mendominasi pasar dan merugikan UMKM serta Bumdesmart yang ada di desa-desa. Kami berharap pemerintah daerah juga memperhatikan hal ini,” pungkasnya.
Kasus ini kini menjadi perhatian luas, dan publik menantikan langkah tegas dari aparat penegak hukum dalam mengusut insiden yang mengge
mparkan Lombok Utara ini.