LombokFokus|Mataram – Harga cabai di Nusa Tenggara Barat (NTB) kembali bikin heboh! Awal tahun 2025, harga cabai menyentuh Rp 100.000 per kilogram. Memasuki awal Maret (Ramadan 1446 H), harganya melesat hingga Rp 200.000 per kilogram. Kenaikan drastis ini dipicu cuaca ekstrem yang menyebabkan gagal panen, membuat pasokan cabai di tingkat petani dan distributor semakin menipis.
Bukan hanya cabai segar, harga cabai kering juga mengalami lonjakan yang sama. Suri, seorang pedagang di Pasar Bertais, mengaku kaget dengan kenaikan harga ini.
“Sekarang harganya Rp 200 ribu per kilogram, padahal kemarin masih Rp 120 ribu. Pasokan dari petani berkurang karena mereka sedang menanam padi, sementara pasokan dari luar daerah juga terbatas,” katanya.
Kepala Dinas Perdagangan Provinsi NTB, Baiq Nelly Yuniarti, Senin (3/3/2025), menjelaskan jika cuaca yang tidak bersahabat membuat tanaman cabai rusak, sehingga stok menjadi sangat terbatas.
“Kami berharap pemerintah bisa memiliki petani binaan cabai, agar harga bisa lebih stabil dan tidak terus naik turun akibat faktor cuaca dan ketersediaan stok,” ujarnya.
Untuk mengatasi permasalahan tetsebut, Baiq Nelly Yuniarti mengusulkan pembentukan kelompok petani binaan, yang fokus pada budidaya cabai organik. Menariknya, cabai organik ini tidak hanya untuk memenuhi kebutuhan lokal, tetapi juga berpotensi diekspor ke luar negeri, seperti Jepang, yang memiliki permintaan tinggi terhadap produk bebas pestisida dan bahan kimia.
Pemerintah Provinsi NTB juga mendorong pemerintah kabupaten/kota, untuk mengadakan Gerakan Pasar Murah (GPM) di lingkungan rumah tangga. Dengan langkah tersebut, diharapkan masyarakat dapat mendapatkan cabai langsung dari petani tanpa harus melewati rantai distribusi panjang, yang menyebabkan harga melambung tinggi.
Dengan adanya program petani binaan dan kolaborasi antara pemerintah daerah dan petani, diharapkan produksi cabai di NTB dapat meningkat, harga kembali stabil, dan kesejahteraan petani pun semakin baik. Semoga harga cabai segera turun agar dompet masyarakat tidak semakin ‘pedas’!(fit)