MATARAM |Malam di teras rumah Ahmad SH, Direktur Public Institute di Desa Pengadang, Lombok Tengah terasa hangat, selepas waktu salat tarawih.
Ya di rumah tokoh muda yang belakangan kencang menyoroti isu Mandalika ini tengah menggelar sahur bersama Pra Kondisi jelang Hari Kemenangan 1 Syawal with H. M. SYAMSUL LUTHFI, anggota DPR RI Dapil Lombok yang kerap saya sapa Pak Pi.
Undangan sahur bareng memang tak lazim dan unik. Biasanya Ramadhan lebih akrab dengan silaturahmi berbungkus Bukber, buka puasa bersama.
Toh, ide nyeleneh Ahmad ini menciptakan sesuatu yang baru dan lebih memiliki value. Waktu jeda antara lepas tarawih dan menjelang sahur cukup panjang, bisa cukup banyak obrolan, banyak bahasan. Silaturahmi bisa lebih mesra dan penuh canda, tapi tanpa kehilangan esensi isi.
Suasana lepas dan bebas dalam diskusi ini, banyak bahasan dengan tema-tema menarik seputar kita. Issue-issue kekinian di NTB tak luput menjadi pembicaraan hangat.
Bersila santai membentuk lingkaran menjaga jarak, cangkir kopi dan beragam penganan jajanan menemani diskusi.
Membicarakan nasib NTB ke depan, setiap kita yang hadir menjadi pengambil kesimpulan untuk dijadikan pijakan bersikap ke depannya.
Ulasan Para Aktor
Pertemuan di Pengadang, Lombok Tengah tadi malam cukup menarik. Ibarat kopi, semua bahan di-mixing. Baristanya, dari beragam latar belakang; politisi, aktivis, pegiat sosial, dan peggiat media massa.
Segala macam pembahasan jadi mengalir. Tumpah begitu saja, dibahas bersama dari berbagai perspektif, lalu disimpulakan untuk sementara.
Anggota DPR RI NTB H Syamsul Lutfi berbincang santai namun lugas. Beragam hal mengenai NTB disampaikan baik back stage maupun front stage terhadap info tersebut.
Obrolan Pak Pi bergaya Sersan, Serius tapi Santai. Kakak kandung mantan Gubernur NTB TGB KH M Zainul Majdi ini dengan sabar mendengarkan ulasan dari kawan-kawan yang hadir. Sesekali ia meminta klarifikasi terkait sumber dan asal muasal informasi yang disampaikan.
Sementara Sahibul Bait, Sekretaris Partai Nasdem Lombok Tengah Ahmad SH kerap melempar joke berbobot, di saat diskusi mulai memanas. Malam ini Ahmad SH seperti AC, bukan kompor.
Sebagai tuan rumah yang baik, Ahmad beberapa kali keluar masuk menyajikan penganan yang lengkap jenisnya. Paripurna sekali dan tastenya enak.
Suasana makin asyik dengan narasi-narasi baru dari Ketua DPC PDI Lombok Tengah Suhaimi yang semalam begitu humble dengan ungkapan “Narasi yang mencerahkan tapi kuat dimaksud,”.
Wakil Ketua Gerindra Lombok Timur Budi Wawan silih berganti dengan Kader Perindo NTB yang juga Ketua KNPI NTB yang juga Sekretaris Mi6, Athari Lelu melempar argumen.
Taufik Hidayat alias Opik PMII (Ketua KNPI Lombok Timur) melempar isu-isu dan Info baru yang valid di seputaran klik penguasa.
Makin panas dengan cerita-cerita, si Iskandar yang mulai akrab disapa Nandar Jepri yang ikut main selip dan membawakan tahu kekaliknya yang ajib.
Hadir juga Dinda Febrian Putra yang banyak bicara tentang kisah perjalanan politik NTB dan Nasional yang sampai hari ini yang lebih memilih mufaroqoh (keluar dari barisan. Imamnya kentut, jadi salatnya tdk bisa diikuti) dan uzlah.
Tak lupa hadir juga aktivis legend Wahid Jan (FKMM/SERTA NTB) yang mengulas historikal or sejarah sengketa agraria yang merunut atau telah ada sejak era Nabi Muhammad. Paparan Wahidjan diselingi memparodikan logat Samawa yang lucu.
Sementara Hendra Kesumah, Mantan Sekjend Kebo Karong Samawa/ Dewan Pendiri Mi6 lebih banyak Keep Silent dan mendengar traffic obrolan tersebut.
Malam yang lengkap. Dari suguhan penganan hingga asupan nutrisi informasi yang lumayan lengkap.
Tidak terasa pertemuan di Pengadang hingga menjelang subuh. Sahur menuntaskan diskusi, dan kita pun berjanji usai lebaran bersua kembali untuk isu-isu yang lebih strategis.