Example floating
Example floating
BeritaPendidikan

Pemikiran Visioner Maulana Syaikh Dibahas Akademisi Mancanegara di Hultah NWDI ke-90

104
×

Pemikiran Visioner Maulana Syaikh Dibahas Akademisi Mancanegara di Hultah NWDI ke-90

Share this article

Mataram, Lombok Fokus – Dalam rangkaian Hultah Akbar ke-90 Madrasah NWDI, pemikiran dan warisan perjuangan Pahlawan Nasional asal Lombok, TGKH. Muhammad Zainuddin Abdul Madjid (Maulana Syaikh), menjadi sorotan utama dalam Seminar Internasional bertema “The Constellation of Thought of TGKH. Muhammad Zainuddin Abdul Madjid: A Multidisciplinary Exploration, Social, Da’wa, Politic, Economic, and Nationalism.” Kegiatan berlangsung di Lombok Garden Hotel, Mataram, Minggu (28/9).

Seminar ini menghadirkan akademisi lintas negara, di antaranya Kevin W. Fog, Ph.D., dari University of North; Dr. Muhammad Bilal Zafar dari Minhaj University Lahore, Pakistan; Prof. Dr. Harpandi Dahri dari Kolej University Perguruan Agama Seri Begawan, Brunei Darussalam; Prof. Dr. H. Fahrurrozi dari UIN Mataram; Dr. HL. Sirojul Hadi dari Universitas Mataram; serta H. L. Adrian Irfani, Wakil Ketua Komisi X DPR RI.

Iklan DPRD LOTIM
Example 300x600
Selamat HAUL NWDI

Pemikiran Multidimensi Maulana Syaikh

Para narasumber menyoroti warisan intelektual Maulana Syaikh dari berbagai sudut pandang: sosial, keagamaan, politik, ekonomi, hingga nasionalisme.

Prof. Fahrurrozi menegaskan bahwa kiprah Maulana Syaikh tercermin dalam “Gerakan Suluh Kebangsaan dan Keummatan.” Ia menjelaskan bahwa pemikiran sang pendiri NW merupakan sintesis tiga teori pengetahuan utama: empirisme (pancaindra), rasionalisme (logika), dan intuisionisme (mata batin melalui wahyu dan ilham).
“Silogisme berpikir beliau sangat kuat. Setiap gagasan hadir sebagai realitas dengan muatan teologis, antropologis, budaya, sejarah, dan sosiologis,” jelas Prof. Fahrurrozi.

Sementara itu, Prof. Harpandi Dahri menekankan pentingnya menjaga hubungan guru dan murid, sebuah ajaran tasawuf yang menjadi fondasi keilmuan Nahdlatul Wathan (NW). “Jangan melawan guru, sebab itu bertentangan dengan prinsip tasawuf. Maulana Syaikh selalu menekankan adab murid kepada guru,” tegasnya.

Tradisi dan Inovasi

Dr. Muhammad Bilal Zafar mengaku terkesan dengan tradisi melontar (donasi tradisional) yang diwariskan Maulana Syaikh dan masih bertahan hingga kini. Menurutnya, tradisi tersebut dapat dipadukan dengan teknologi modern.
“Kader NW yang ahli IT bisa mengombinasikan tradisi melontar dengan sistem donasi digital agar lebih relevan dengan zaman,” sarannya.

Kevin W. Fog, peneliti asal Amerika Serikat, bahkan beberapa kali datang ke Lombok untuk mengkaji lebih dalam sosok Maulana Syaikh. “Saya kagum pada pemikiran beliau yang visioner. Semoga warga NW terus menjaga dan mengembangkan warisan ini,” ungkapnya.

Ketinggian Ilmu dan Spiritualitas

Dalam paparannya, Prof. Fahrurrozi juga menggarisbawahi bahwa pemikiran Maulana Syaikh dipengaruhi langsung oleh gurunya, Syaikh Hasan Al-Mahsyat, seorang ulama besar Makkah.
“Beliau adalah murid yang dikagumi oleh para guru dan ulama terkemuka di tanah suci. Ketinggian ilmu dan kewalian itu yang menjadikan Maulana Syaikh sebagai tokoh besar bagi bangsa,” pungkasnya.

Seminar internasional ini merupakan hasil kerja sama Panitia Hultah Akbar ke-90 Madrasah NWDI dengan Pimpinan Wilayah Pemuda NW Nusa Tenggara Barat.

Iklan Ikuti Saluran Lombok Fokus

Ikuti Saluran
Lombok Fokus

Ikuti di WhatsApp
Example 120x600