Pasca Pemilu, PKC Gelar Doa Kebangsaan dan Pesan Pemuda Jangan Jadi Provokator

Pasca Pemilu, PKC Gelar Doa Kebangsaan dan Pesan Pemuda Jangan Jadi Provokator

MATARAM-Pengurus Koordinator Cabang (PKC) Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) Bali pada Tasyakkuran Hari Lahir PMII ke -59 dan Doa Kebangsaan Pasca Pemilu 2019 tegaskan pada kader PMII maupun pemuda untuk menjadi provokasi pasca pemilu tahun ini. Mengingat suhu politik masih dalam situasi hangat dengan klaim dari calon presiden dan wakil presiden no urut satu maupun no urut dua mengklaim menang pada pilpres tahun ini. “Kader PMII dan para pemuda jangan menyebar hoaks dan membangun opini yang menjerumuskan. Kita tunggul saja pengumanan dari KPU tanggal 22 Mei mendatang yang menjadi penyelenggara pemilu,”kata ketua PKC PMII Bali Nusra, Aziz Muslim Kamis Malam (2/5/2019)

Sabolah

Aziz Muslim juga menyebutkan hari lahir PMII sebenarnya jatuh pada 17 April lalu. Namun mengingat pada April lalu sedang berlangsung pesta demokrasi untuk itu diundur menjadi bulan mei. Tetapi yang terpenting bukan seromial belaka. Namun nilai-nilai yang tergantung dalam perayaan Harlah PMII. Melalui momentum harlah ini juga diminta kader PMII menjaga keutuhan NKRI. Mengingat dalam media sosial terjadi tsunami hoaks atau berita bohong. “Kader PMII harus membela bangsa dan NKRI. Salah satu caranya jangan menjadi penyebar konten-konten berita bohong,”pesannya.

Senada dengan itu dalam Tausyiah kebangsaan yang disampaikan ketua Tanfidziyah PW NU NTB Prof Dr TGH. Masnun Tahir M.Ag mengatakan hari lahir PMII sebenarnya pada 17 April. Namun saat itu sedang dilaksankan pemilu Calon Legislatif dan Pilpres yang diselenggaran oleh KPU. Kemudian untuk pemimpin yang berhak menjadi wakil-wakil rakyat yang duduk di kursi DPR dan kepresidenan. Hasilnya ditunggu pafa tanggal 22 Mei mendatang. Saat ini, warga masyarakat seluruh Indonesia diminta untuk tetap menunggu keputusan resmi KPU. Dengan caranya tidak menyebar ujaran-ujaran kebencian melalui sosial media yang mengundang perpecahan ditengah masyarakat. Pemuda jangan menjadi sumber masalah dan perpecahan. Pemuda harus hadir menjadi pemuda Ashabul Kahfi,”pesannya.

READ  Ini Ketua Ansor Kecamatan Kopang

Terpisah Kepala Badan Intelejen Negara (Kabinda) Nusa Tenggara Barat mengatakan tali silaturahim terus dipupuk, pilpres telah usai. Saat ini kembali merajut tali persahabatan. Beda pilihan tidak harus menjadi perpecahan dalam menjalami kehidupan bermasyarakat. Jangan berantem terhadap hal-hal belum pasti. Kita tetap menunggu 22 Mei. Apapun keputusan KPU itulah hasil sebenarnya,”katanya
Ia juga menginginka siapapun yang terpilih adalah pilihan rakyat yang harus dihargai. Semoga pemilu ini Menghasilkan calon legislatif yang dapat memperjuangakn bangsa. Serta presiden yang terpilih dapat memegang aman bangsa,”tutupnya.

www.lombokfokus.com

Facebook

Sabolah
Sabolah

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Subscribe for notification