Example floating
Example floating
BeritaDaerahPariwisata

Okupansi Hotel Stabil Pasca MotoGP, MHA Sebut Jadi Berkah bagi Pelaku Usaha

233
×

Okupansi Hotel Stabil Pasca MotoGP, MHA Sebut Jadi Berkah bagi Pelaku Usaha

Share this article
Ketua MHA Samsul Bahri

Lombok Tengah | Lombok Fokus – Ketua Mandalika Hotel Association (MHA) sekaligus General Manager JM Hotel Kuta, Samsul Bahri, menyampaikan bahwa tingkat okupansi hotel di kawasan Mandalika selama gelaran MotoGP 2025 mencapai rata-rata 100 persen.

 

“Memang ada beberapa hotel yang hanya penuh selama tiga malam saja, namun ada juga yang terisi hingga lima sampai enam malam karena dihuni oleh kru MotoGP,” ujar Samsul, Rabu (8/10).

 

Menurutnya, sekitar 5 persen penonton memilih menginap lebih dari tiga malam. Meski begitu, dampak dari ajang internasional ini tidak hanya dirasakan dari sisi hunian hotel, tetapi juga melalui eksposur global yang sangat besar.

 

“Lombok Tengah, Mandalika, dan Lombok secara umum diekspos ke lebih dari 200 negara melalui siaran televisi. Jutaan orang di seluruh dunia melihat keindahan Mandalika dan sirkuitnya,” jelasnya.

 

Samsul menambahkan, banyak kru dan rider MotoGP yang memilih berlibur di Lombok setelah balapan usai. Hal itu terjadi karena jeda dua minggu antara seri Mandalika dan seri berikutnya di Australia.

 

“Mereka tidak langsung kembali ke Eropa, tetapi memilih berlibur. Ada yang ke Gili, Senggigi, Selong Belanak, bahkan ke Bali. Mereka membayar sendiri, dengan tarif hotel yang sudah kembali normal,” ungkapnya.

 

Perpindahan wisatawan antarlokasi juga terlihat jelas. “Ada yang sebelumnya menginap di Selong Belanak pindah ke Mandalika, dan sebaliknya. Ini menunjukkan perputaran ekonomi yang merata,” tambah Samsul.

 

Ia menyebut kondisi tahun ini jauh lebih menguntungkan dibanding penyelenggaraan sebelumnya. “Kalau di Jepang, mereka langsung ke Mandalika tanpa jeda. Tapi tahun ini kita diuntungkan dengan waktu seminggu, dan tahun depan juga akan sama ada jeda dua minggu,” ujarnya.

 

Menurutnya, hal ini menjadi berkah besar bagi pelaku usaha di Lombok. Awalnya, banyak pihak pesimis okupansi hotel akan turun drastis setelah ajang MotoGP berakhir. Namun kenyataannya, tingkat hunian tetap stabil.

 

“Alhamdulillah, tidak drop seperti yang dikhawatirkan. Masih bagus dan stabil,” kata Samsul.

 

Ia juga menceritakan bahwa banyak tamu datang dengan membawa perlengkapan besar bertuliskan “MotoGP”, menandakan mereka adalah kru atau penonton. Pergantian tamu terjadi cukup cepat, dari tamu beranggaran rendah hingga tinggi, yang semuanya turut memberikan efek berganda bagi ekonomi daerah.

 

“Multiplier effect-nya sangat terasa. Dari penginapan, restoran, hingga transportasi ikut merasakan dampaknya,” ujarnya.

 

Selain itu, efek lain yang patut disyukuri adalah meningkatnya minat investasi di Lombok. “Ketika ada keramaian, di situlah peluang bisnis muncul. Itu sudah menjadi mindset para investor,” kata Samsul.

 

Ia menyinggung data dari pemerintah bahwa perputaran ekonomi selama MotoGP mencapai Rp4,8 triliun. Bahkan, ada sekitar 120 investor dari Dubai, Italia, dan Spanyol yang datang bersama grup HCF.

 

“Mereka tinggal delapan malam di Tampah Hills, ada juga yang menikmati kuliner di beberapa restoran lokal, dan mereka sangat tertarik berinvestasi di Lombok ” jelasnya.

 

Samsul menegaskan, kondisi ini membuktikan bahwa ajang MotoGP tidak hanya menjadi tontonan olahraga, tapi juga membuka pintu besar bagi pertumbuhan ekonomi dan investasi di Lombok.

Iklan Ikuti Saluran Lombok Fokus

Ikuti Saluran
Lombok Fokus

Ikuti di WhatsApp
Example 120x600