Scroll untuk baca artikel
ArtikelBerita

Menjaga Warisan Gangga: Kolaborasi Masyarakat dan Alam

95
×

Menjaga Warisan Gangga: Kolaborasi Masyarakat dan Alam

Sebarkan artikel ini
Dinas PUPR Provinsi NTB, Ikatan Ahli Geologi Pengda Nusa Tenggara Barat - Inventarisasi potensi sumber daya alam/Tim Jejak Gangga
 

Desa Genggelang yang terletak di Kecamatan Gangga, Kabupaten Lombok Utara, memiliki berbagai potensi alam, budaya, dan masyarakat sehingga menjadikan obyek pariwisata sebagai salah satu industri yang menjanjikan untuk dikembangkan. Potensi inilah yang menjadikan Desa Genggelang layak ditetapkan sebagai Desa Wisata berdasarkan Keputusan Gubernur Provinsi Nusa Tenggara Barat Tahun 2019 tentang Penetapan 99 Lokasi Pariwisata di Provinsi Nusa Tenggara Barat. Dusun Genggelang telah ditetapkan sebagai dusun unggulan pariwisata oleh Pemerintah Provinsi Nusa Tenggara Barat.

Sekitar bulan Agustus 2016, pengelolaan objek wisata di Desa Genggelang mulai dilaksanakan, diawali dengan “Rumah Pohon Gangga Murmas” sebagai sarana pemberdayaan pemuda desa agar dapat berkontribusi dalam pembangunan desa (https://www.batukarinfo.com/news/pemuda-desa-membangun-kemandirian). Rumah Pohon ini menyuguhkan pemandangan alam yang menarik dengan perpaduan pemanfaatan lahan, seperti persawahan, hutan, dan permukiman. Daerah ini telah dilanda bencana sejak tahun 2018, dimulai dengan gempa bumi dan berlanjut dengan COVID19. Bupati Kabupaten Lombok Utara, Dr. H. Najmul Ahyar, meresmikan Desa Wisata Genggelang sebagai bagian dari tahap Rekonstruksi Gempa Lombok 2020, dengan bantuan dari UNDP, Paluma Nusantara, dan Pemerintah Kabupaten Lombok Utara.

Berdasarkan rilis Kemenparekraf (https://jadesta.kemenparekraf.go.id/desa/genggelang) sejak Tahun 2022 dan Tahun 2023 Desa Wisata Genggelang masuk dalam Penilaian Anugerah Desa Wisata dengan Kategori Berkembang dengan peringkat 300 besar. Kemudian pada                 Tahun 2024 masuk sebagai peringkat 500 besar dengan kategori Desa Wisata Maju. Berbagai prestasi dan peluang yang dimiliki Desa Genggelang telah menarik perhatian Tim Pengabdian Masyarakat Direktorat Kemahasiswaan Universitas Indonesia, yang memutuskan untuk mendirikan Program Peduli Masyarakat “Jejak Gangga” di sana. Melalui inovasi Pariwisata Berkelanjutan, Jejak Gangga berkontribusi untuk memaksimalkan potensi wisata alam guna memacu pertumbuhan di Kecamatan Gangga, khususnya di Desa Genggelang. Buku-buku geotrail, infografis, dan film akan digunakan untuk memamerkan hasil pengabdian tersebut.

READ  Ganjar-Mahfud Menang Pilpres 2024, 'ADIL GAMA' Kota Bima Pastikan Rakyat Sejahtera
Forum Group Disscussion bersama Masyarakat local/ Tim Jejak Gangga

Mitra lokal program Jejak Gangga antara lain Dinas Pariwisata Kabupaten Lombok Utara, Pemerintah dan Masyarakat Desa Genggelang, Geopark Rinjani Lombok, Ikatan Ahli Geologi Pengelola Daerah Nusa Tenggara Barat, Sekretariat Komisi Irigasi, Dewan Sumber Daya Air Provinsi Nusa Tenggara Barat, dan Opera Katara Desa Genggelang. Potensi Desa Genggelang untuk wisata sosial, budaya, dan ekologi inilah yang ingin digali dan digarap Jejak Gangga. Identifikasi dilakukan dengan survei dan pemetaan potensi wisata, yang meliputi penentuan kekhasan sosial budaya masyarakat, daya tarik wisata, dan infrastruktur pendukungnya. Setelah dilakukan kajian, masyarakat setempat diajak berdiskusi untuk mendapatkan pendapat dan ide serta meningkatkan kesadaran akan potensi desa. Hasil diskusi digunakan sebagai bahan untuk memperkaya pembuatan buku panduan wisata Desa Genggelang, dimana nantinya dapat digunakan sebagai alat pemasaran dan promosi untuk pengembangan desa wisata. Buku panduan ini juga dapat digunakan untuk membantu pengambil kebijakan dan pihak terkait dalam penyusunan program dan kebijakan. Dalam rangka pengembangan pariwisata berkelanjutan di Desa Genggelang, diharapkan potensi industri pariwisata yang dipadukan dengan kekayaan alam, budaya, dan masyarakat akan menjadi faktor internal yang dapat diperkuat untuk mendukung peningkatan ekonomi dan kesejahteraan masyarakat setempat dengan kerja sama dan komitmen dari semua pihak.

Berdasarkan Peraturan Daerah RTRW Nomor 5 Tahun 2024, Desa Wisata Genggelang merupakan salah satu desa yang masuk dalam kawasan Strategis Nasional dan kawasan Unesco Global Geopark Rinjani Lombok. Air Terjun Gangga yang terdiri dari air terjun Tiu Pupus dan Kerta Gangga masuk dalam geosite 13 dari 11 (sebelas) calon objek wisata berdasarkan hasil identifikasi dan pembahasan potensi wisata Desa Genggelang. Geosite ini merupakan bagian dari Lanskap Budaya Rinjani yang menjadi jalur utama geowisata Geopark Rinjani Lombok.

READ  Mi6 Desak Keran Pemantau Pemilu Independen dan Pemantau Internasional Dibuka Lebar-Lebar

Air terjun Kerta Gangga dan Tiu Pituq merupakan dua contoh objek wisata alam yang masuk dalam kategori objek wisata alam berdasarkan keadaan geologi. Objek wisata alam yang ditawarkan oleh Flora dan Fauna antara lain Datu Coklat Lombok (Desa Cokelat Senara), Kopi Bambu, Kopi 77, dan madu hutan. Selametan Bangket, Desa Besari (desa hilang), dan Museum Desa Genggelang merupakan contoh objek wisata budaya. Usaha rumahan berbasis masyarakat, seperti Ecoprint Genggelang, Stasiun Pengisian Kendaraan Listrik, dan Kandang Komunal Kelompok Ternak Kerta Bangkit merupakan contoh objek wisata yang khas.

Dinding Air Terjun Kerta Gangga yang bertingkat dua ini tersusun dari breksi vulkanik dan lava yang berselang-seling, menunjukkan bahwa daerah tersebut sering mengalami letusan gunung berapi. Daerah di sekitarnya, terutama Genggelang, daerah pertanian yang menghasilkan padi, kacang mete, kopi, kakao, kelapa, dan cengkeh, menjadi produktif akibat letusan gunung berapi tersebut. Komoditas utama yang dikembangkan menjadi kopi bambu dan kopi 77 adalah kopi dan cokelat. Kampung Cokelat Senara merupakan lokasi yang menghasilkan komoditas cokelat.  Tur ke desa cokelat mengajarkan pengunjung cara mengolah kakao menjadi beberapa jenis cokelat, seperti cokelat batangan dan bubuk. Kambing dan sapi yang dipelihara di kandang bersama oleh Kelompok Ternak Kerta Bangkit (KTT) merupakan bagian dari industri peternakan. Selain itu, wilayah di sekitar air terjun Tiu Pituq mungkin mengandung madu hutan. Kotoran kambing digunakan sebagai pupuk untuk meningkatkan ekonomi lokal, dan peternakan kambing dikembangkan menggunakan susu kambing persilangan Etawa, yang memiliki banyak keunggulan.

Kunjungan ke museum Desa Genggelang/Tim Jejak Gangga

Dibangun pada tanggal 5 Maret 2018, Museum Desa Genggelang memiliki berbagai artefak, termasuk lampu, peninggalan dari Desa Besari, termasuk Baju Datu Besari, dan peralatan rumah tangga atau pertanian. Desa Besari adalah desa yang hilang dari abad ke-17 yang terletak di Dusun Kertaraharja, Desa Genggelang.

READ  Ancam Seorang Dokter, Pria di Sumbawa Barat Diamankan Polisi

Untuk menghubungkan potensi  objek wisata yang ada kemudian disusun menjadi sebuah geotrail. Para pemangku kepentingan dan pihak terkait diharapkan dapat bekerja sama untuk merencanakan pengembangan desa wisata dengan menggunakan Geotrail, seperti yang terjadi di Desa Wisata Genggelang. Pertumbuhan desa wisata ini merupakan langkah yang tepat untuk meningkatkan kesejahteraan dan perekonomian masyarakat setempat melalui industri pariwisata yang berkelanjutan.

Berlangganan Yes No thanks