Berita

Lalu Muhammad Iqbal, Oase Baru di Kancah Politik NTB

270
×

Lalu Muhammad Iqbal, Oase Baru di Kancah Politik NTB

Sebarkan artikel ini
 

Di kalangan petinggi negara, dia memilih jalan yang berbeda. Di tengah publik hangat memperbincangkan namanya akan masuk dalam Kabinet Koalisi Indonesia Maju, Alumnus Hubungan Internasional Universitas Muhammadiyah Yogyakarta ini memilih pulang untuk membangun daerah kelahirannya.

Dia melepaskan kesempatan untuk menjadi Menteri. Dia tak tergoda dengan kemewahan jabatan itu. Dia memilih jalan terjal yang penuh intrik dan tanpa kepastian. Dia memasuki dunia politik untuk mewujudkan mimpinya yakni bermanfaat untuk masyarakat dan tanah kelahirannya.

Lelaki itu, Lalu Muhammad Iqbal, Duta Besar Indonesia untuk Turki ke-17 sejak 2019 sampai Juni 2023. Dari Praya, Kabupaten Lombok Tengah, Nusa Tenggara Barat. Dia pulang ke NTB Seperti telah siap dengan segala konsekuensi.

Sebagai mantan Duta Besar yang sekarang menjabat Juru Bicara Kemenlu, tentu kapasitas keilmuan dan kemampuan komunikasi tidak perlu diragukan lagi. Seorang Diplomat dengan segudang prestasi. Selama menjabat sebagai Duta Besar, Iqbal berhasil mempererat hubungan bilateral antara Indonesia dan Turki. Salah satu prestasinya adalah meningkatkan kerjasama ekonomi dan perdagangan antara kedua negara.

Di podcast Suara NTB dia berbicara banyak. Kalimatnya santun. Logat sasaknya masih sangat kental. Meski telah merantau dari umur 14 tahun. Dia terlihat santai dan humble.

Saya senang melihat gaya komunikasinya. Dia lebih menarik ketimbang beberapa tokoh NTB yang lain. Terlihat natural, tidak ada gestur atau citra yang dibuat-buat.

Dalam podcast itu dia bercerita banyak hal. Mulai dari obsesinya menjadi sopir Bus hingga bagaimana ia bisa menjelma seperti yang terlihat sekarang.

Perjalanan kariernya cukup panjang. Mengorbankan kuliah arsitekturnya demi mewujudkan mimpi orang tua yang ingin sekali memiliki anak seorang diplomat. Dari sinilah saya melihat Lalu Iqbal, selain professional dia juga sosok yang patuh dan taat.

READ  Kanwil Kumham NTB Perkuat Performa Internal

Kehadiran Lalu Muhammad Iqbal adalah oase baru di kancah perpolitikan NTB. Politik kita banyak dipenuhi figur tidak kompeten yang menjadikan politik sebagai ladang cuan dengan mengorbankan nasib rakyat.

Dia sepertinya jauh dari hal tersebut. Keberaniannya menolak jabatan yang lebih tinggi adalah bukti bahwa dia telah selesai dengan semua itu. Dia adalah cahaya yang akan menerangi sudut-sudut NTB.

Sebagai seorang mantan Duta Besar, tentu Iqbal memiliki jejaring internasional yang baik. Dia bisa saja mengetuk pintu berbagai lembaga dan organisasi internasional dalam upaya memajukan NTB.

Dalam pembicaraan di podcast itu, dia mengungkapkan kecintaannya terhadap kampung halaman. Baginya, kampung halaman adalah rumah tempat pulang. Karena disanalah karakternya dibentuk. Kalau dia sudah mengganggap NTB adalah rumah, maka tidak mungkin dia akan merusak rumahnya sendiri.

Dia ingin memberi perubahan untuk NTB. Dia telah menemukan alasan yang kuat untuk bergerak.

Saya jadi ingat sebuah kalimat di buku Start With Why yang ditulis Simon Sinek. Kata Sinek, Orang sukses adalah mereka yang menemukan semangat kuat dan motivasi dalam melakukan sesuatu. Mereka menemukan MENGAPA, kemudian menerabas semua halangan dan rintangan, demi menggapai apa yang diidamkan. Mereka tidak cuma dipandu rasio, tapi juga hasrat kuat untuk bergerak.

Di mata saya, Lalu Iqbal terlalu tulus untuk disia-siakan. Meski saya tak mengenalnya dekat, tapi saya bisa menangkap dari sorot mata dan gaya komunikasinya. Namun saya juga sadar, dunia politik kita penuh intrik dan susah ditebak. Politik kita berisi permainan yang hasil akhirnya sulit ditafsir.

Iqbal memang cerdas dalam berbicara diplomasi. Membebaskan para WNI yang terjebak di luar negeri, namun hal-hal hebat itu bisa sirna semuanya saat berhadapan dengan karakter dan kondisi masyarakat kita yang lebih menghargai bansos daripada ide-ide.

READ  Scent Store Perusahaan Teknologi Jepang Siap Dukung Indonesia Cetak 9 Juta Talenta Digital

Saat ini dia berhadapan dengan kondisi nyata politik, di mana ilmu diplomasinya harus diturunkan menjadi sebuah strategi kemenangan yang bisa dijadikan amunisi semua relawannya untuk bergerak.

Yang pasti, Lalu Iqbal akan menjadi sejarah perpolitikan kita di NTB. Dia seorang Jubir Menlu, mantan Duta Besar, putra NTB yang professional dengan jejaring internasional yang kembali untuk membangun tanah kelahirannya. Dia ibarat burung yang pulang ke sarang. Kita patut bangga dengannya.

Saya menutup tulisan ini dengan mengutip kalimat orang tua Lalu Muhammad Iqbal, yang disampaikan dalam podcast.

“Rumah kita adalah langit. Di lingkungan mana pun kita berada, semuanya adalah keluarga”. SASAMBO (Sasak, Samawa, Mbojo).

Penulis :  Sendi Akramullah

Tokoh Pemuda Sumbawa

Berlangganan Yes No thanks