LOMBOK TENGAH – LF | NTB Watch bekerjasama denga Yayasan Al Ma’rif NU Nurul Ulum Mertak Tombok melaksanakan kegiatan dialog interaktif dengan Siswa-siswi Nurul Ulum Mertak Tombok yang dihadiri oleh 80 peserta dari siswa siswi Nurul Ulum Mertak Tombok, hal ini dilakukan guna melakukan pencegahan sejak dini penyebaran Faham-faham Radikalisme, anti pancasila dan terorisme yg bertujuan untuk memecah belah Bangsa. Selasa, (15/10/19).
Hadir dalam acara tersebut, Wahyu Satriadi Ketua GP Ansor Lombok Tengah, Muhammad Fahmi M.Pd (Akademisi), TGH. M. Nur, S.Pd.I dan peserta lainnya.
Ketua panitia Hamzan Wadi (Wakil direktur NTB Watch) ,dr dibuka lansung oleh kepala Madrasah Aliyah Nurul Ulum Mertak Tombok, dalam sambutanya Hamzan Wadi menyapaikan “NTB Watch mengadakan sosialisasi diseluruh SLTA sederajat di NTB bertujuan agar siswa siswi juga berperan penting dalam melakukan pencegahan terhadap faham-faham anti pancasila, Radikalisme dan terorisme, karena Siswa-siswi terlebih lebih yg belajar di Pondok Pesantren merupakan steak holder yang harus dibina agar tetap semangat dalam menegakkan NKRI dan menolak mentah-mentah faham yg bertentangan dengan pancasila, UUD, NKRI, dan Bhineka Tunggal Ika.
Agenda tersebut dilanjutkan dengan dialog interaktif yang di isi oleh Narasumber dari berbagai backround keilmuan, diantaranya : Muhammad Fahmi M.Pd (Akademisi), Wahyu Satriadi ketua GP. Anshor Lombok Tengah (Pemuda) dan dari kalangan Pesantren lansung di isi oleh TGH. M. Nur, S.Pd.I Pimpinan Yayasan Pondok Pesantren Nurul Ulum Mertak Tombok.
Dalam penyampaianya Muhammad Fahmi menegaskan bahwa saat ini sudah banyak sekali menyebar faham-faham radikalisme yang bahkan peyebaranya dimuali sejak dibangku sekolah terlebih lebih di kampus kampus umum yg membebaskan mahasiswanya untuk masuk ke organisasi manapun, oleh sebab itu perlu sekali seluruh elemen masyarakat termasuk pelajar untuk melakukan pencegahan sejak dini “pungkasnya”.
Wahyu Satriadi juga menyampaikan bahwa pemuda adalah elemen dan unsur utama pembangun bangsa , bahkan maju mundurnya Negara terletak pada giat atau tidaknya pemuda dalam bekerja, sehingga harapan bangsa dalam memerangi radikalisme terletak pada pundaknya para kaum pemuda di Indonesia” pungkasnya
Terakhir TGH. M. Nur yang mnjadi pengasuh yayasan pondok pesantren Nurul Ulum Mertak Tombok sekaligus Rois Syuriyah MWCNU Praya dua menegaskan bahwa dalam penyebaranya faham radikalisme disebarkan dengan berbagaimacam modus diantaranta, menggunakan Modus Pondok Pesantren, beliau juga menegaskan bahwa seluruh steak holder pondok pesantren untuk dengan tegas menolak faham-faham radikalime dan terorisme, beliau menutup penyampaianya dengan qoul ulama’ yang berbunyi “mukmin yang kuat lebih dicintau oleh Allah dari pada mukmin yang lemah” Ungkapnya.