Lombok Tengah | Lombok Fokus – Keluhan wali murid terhadap menu Program Makanan Bergizi Gratis (MBG) di SDN 22 Praya memantik perhatian Dinas Kesehatan (Dikes) Kabupaten Lombok Tengah. Pasalnya, menu yang disajikan oleh dapur penyedia di SPPG Praya disebut hanya berupa snack kemasan, bukan makanan bergizi seimbang sebagaimana mestinya.
Salah satu wali murid berinisial LJ, warga Praya, mengungkapkan kekecewaannya setelah mengetahui anaknya dan siswa lain hanya menerima snack kemasan dalam program tersebut. Ia menilai makanan itu tidak sesuai dengan standar gizi maupun harga yang telah ditentukan.
“ Anak-anak hanya dikasih makanan ringan dalam bungkus, padahal namanya program makanan bergizi gratis,” ujarnya.
Menanggapi hal ini, Kepala Dinas Kesehatan (Kadikes) Lombok Tengah H. Suardi menegaskan bahwa dapur penyedia MBG harus mematuhi standar gizi seimbang yang terdiri dari karbohidrat, protein, dan buah-buahan. Ia menilai penyajian snack kemasan justru bertentangan dengan tujuan utama program yang digagas Presiden tersebut.
“Program ini sangat bagus untuk mendukung tumbuh kembang anak. Tapi kalau yang diberikan hanya snack kemasan, tentu tidak sesuai dengan semangat awalnya,” tegas Kadikes Lombok Tengah, Selasa (14/10).
Ia juga menyoroti dapur penyedia MBG yang hingga kini belum memiliki Sertifikat Laik Higienis Sanitasi (SLHS). Tanpa sertifikat itu, kata Kadikes, Dikes tidak bisa melakukan pembinaan atau evaluasi terhadap kualitas makanan yang disajikan.
“Kalau dapurnya belum terdaftar atau belum memiliki SLHS, kami dari Dikes tidak bisa melakukan pengawasan langsung. Padahal itu penting untuk menjamin kelayakan dan keamanan makanan,” jelasnya.
Kadikes juga memperingatkan bahaya konsumsi snack kemasan dalam jangka panjang karena mengandung gula tinggi dan bahan pengawet.
“Kalau dikonsumsi setiap hari, justru bisa membahayakan kesehatan anak-anak. Dapur penyedia harus kembali pada prinsip gizi seimbang, bukan sekadar formalitas,” ujarnya menegaskan.