Investasi merupakan persiapan dana seseorang untuk jangka waktu yang panjang dan mendapatkan keuntungan. Kata investasi berkaitan erat dengan kekayaan, harta, dan uang. Dalam dunia investasi, seseorang yang menanamkan modalnya atau melakukan investasi disebut sebagai investor. Investor mempunyai peranan yang sangat penting untuk menentukan kelangsungan usaha.
Dalam pandangan Islam ada dua model investasi yang harus dimiliki oleh setiap Muslim, yaitu investasi dunia dan investasi akhirat. Untuk investasi dunia, seorang Muslim berusaha mempersiapkan perbaikan dan peningkatan kesejahteraan diri dan keluarganya. Investasi dunia biasanya diwujudkan dengan menyimpan uang dalam bentuk tabungan, deposito, saham. property, kendaraan, emas, dll. Kehidupan di dunia tentu membutuhkan modal yang cukup besar agar bisa memenuhi kebutuhan hidup hingga kelak kita memasuki usia senja. Untuk itu, tidak salah jika banyak orang-orang yang mulai sadar untuk menginvestasikan diri dan harta untuk kehidupan masa depannya di dunia.
Lalu bagaimana dengan kehidupan kita di akhirat? Seperti yang disampaikan dalam sebuah ayat, bahwa kehidupan kita di dunia ini hanyalah sementara saja. Sedangkan kehidupan yang kekal abadi sebenarnya adalah di akhirat. Firman Allah SWT dalam QS. Ad Dhuha : 4
وَلَـلۡاٰخِرَةُ خَيۡرٌ لَّكَ مِنَ الۡاُوۡلٰىؕ
Artinya : “Dan sesungguhnya hari kemudian (akhirat) itu lebih baik bagimu daripada yang sekarang (dunia).” (QS. Ad Dhuha:4)
Dalam Islam, investasi akhirat itu disebut shodaqoh jaariyatuh, investasi abadi. Harta yang diinfakkan dan dikeluarkan di jalan Allah dalam bentuk zakat dan infak sedekah (ZIS), hibah, hadiah, serta wakaf, akan mengalir menjadi multimanfaat. Sebagaimana hadis Nabi yang berbunyi,Apabila anak Adam meninggal dunia maka terputuslah semua amalnya kecuali 3 perkara: sedekah jariah, ilmu yang bermanfaat, dan anak yang saleh yang mendoakan orangtuanya.” (HR. Muslim)
Setiap manusia di dunia ini pasti membutuhkan dan mencintai harta yang mereka miliki. Allah memerintahkan manusia untuk menginfakkan sebagian hartanya atau mensedekahkan sebagiannya untuk orang lain yang membutuhkan. Firman Allah SWT dalam QS. Al Baqarah: 261
مَثَلُ الَّذِيْنَ يُنْفِقُوْنَ اَمْوَالَهُمْ فِيْ سَبِيْلِ اللّٰهِ كَمَثَلِ حَبَّةٍ اَنْۢبَتَتْ سَبْعَ سَنَابِلَ فِيْ كُلِّ سُنْۢبُلَةٍ مِّائَةُ حَبَّةٍ ۗ وَاللّٰهُ يُضٰعِفُ لِمَنْ يَّشَاۤءُ ۗوَاللّٰهُ وَاسِعٌ عَلِيْمٌ
Artinya : “Perumpaan orang yang menginfakkan hartanya di jalan Allah seperti sebutir biji yang menumbuhkan tujuh tangkai. Pada tiap tangkai ada seratu biji. Allah melipatgandakan bagi siapa yang Dia kehendaki, dan Allah Mahaluas, Maha Mengetahui.(QS. Al Baqarah: 261).
Investasi akhirat dengan sedekah adalah hal yang luar biasa dan dijanjikan oleh Allah dengan balasan yang berlipat ganda. Dengan melakukan investasi akhirat sesungguhnya kita meraih dua keberuntungan. Pertama keberuntungan dunia, seperti merasakan sentuhan kepedulian berbagi bersama orang lain, baik dengan harta, ilmu atau keahlian. Kedua keberuntungan akhirat, kita merasakan pahala yang berlipat dan tidak terputus sampai hari kiamat.
Subhanallah. Wallahu alam bis showab.
Penulis : Sri Satia Nurhaliza, Mahasiswi Semester VI, Program Studi Ekonomi Syariah, Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam, Universitas Islam Negeri (UIN) Mataram, Peserta Beasiswa Cendekia BAZNAS 2021