Mataram, Lombokfokus.com – Kasus penganiayaan yang menimpa kader Barisan Ansor Serbaguna (Banser), Sahabat Rida, di Tangerang memicu reaksi keras dari kader Gerakan Pemuda Ansor dan Banser di seluruh Indonesia, termasuk dari Pimpinan Wilayah (PW) GP Ansor Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB).
Ketua PW GP Ansor NTB, Dr. Irpan Suriadiata, mengecam dan mengutuk keras aksi tersebut. Menurutnya, kekerasan terhadap satu kader Banser sama artinya dengan menyakiti seluruh kader GP Ansor di Indonesia.
“Kami mengutuk keras aksi penganiayaan terhadap kader kami. Tindakan semacam ini mencederai nilai-nilai kemanusiaan, hukum, dan keadilan. GP Ansor tidak akan tinggal diam,” tegas Irpan, yang juga berprofesi sebagai pengacara.
Irpan, yang akrab disapa Irpan Wahid, menilai aksi kekerasan tersebut merupakan tindakan brutal yang tidak bisa ditoleransi dalam kehidupan berbangsa dan bernegara. Ia menegaskan, Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) adalah negara hukum, sehingga setiap ancaman terhadap keselamatan warga apalagi kader Banser yang selama ini mengabdi menjaga NKRI merupakan bentuk penghinaan terhadap hukum dan demokrasi.
GP Ansor NTB mengancam akan turun aksi ke Polda NTB dan masing-masing Polres.
“Jika kasus ini tidak segera di tangani, dan seluruh pelaku segera ditangkap dan ditahan, maka PW. GP Ansor NTB akan segera mengintruksikan ke seluruh kader se NTB untuk turun ke jalan melakukan aksi protes,” ancam Irpan
Sikap serupa juga disampaikan LBH Ansor NTB melalui Abdul Majid. Ia mendesak Mabes Polri segera turun tangan untuk menangkap para pelaku dan menuntaskan kasus tersebut.
“Kami mendesak Polri agar segera mengusut secara menyeluruh, menangkap, dan memproses hukum para pelaku penganiayaan terhadap kader Banser. Ini adalah ujian terhadap supremasi hukum di negeri ini,” ujar Majid.
PW GP Ansor NTB bersama seluruh jajaran Banser menyatakan siap mengawal proses hukum hingga tuntas. Namun, organisasi kepemudaan terbesar Nahdlatul Ulama ini juga mengimbau seluruh kader dan masyarakat untuk tetap tenang, tidak terprovokasi, serta menjaga kondusivitas di tengah masyarakat.