Alihfungikan Situs Sejarah jadi Tambak, Ormas GANAS Ancam Akan Lakukan Aksi Besar-besaran

68
×

Alihfungikan Situs Sejarah jadi Tambak, Ormas GANAS Ancam Akan Lakukan Aksi Besar-besaran

Sebarkan artikel ini
 

Lombok Timur Lombokfokus.com – Rencana pengalih fungsian Lapangan Terbang Rambang menjadi lokasi tambak udang memicu perhatian beberapa kalangan dan tokoh masyarakat Lombok Timur (Lotim) salah satunya adalah Ketua Ormas Gerakan Advokasi Nusantara (GANAS) Lalu Anugrah Bayu Adi ikut menyuarakan pendapatnya dengan menolak pengalih fungsikan  Lapangan Terbang Rambang menjadi lokasi tambak udang.

Banyak hal yang menjadi alasan kami untuk melakukan penolakan terhadap pengalih fungsian Lapangan Terbang Rambang, salah satunya adalah tempat itu merupakan tempat bersejarah bagi masyarakat Lombok Timur.

“Lapangan Terbang Rambang itu menyimpan banyak sejarah perjuangan bangsa Indonesia dalam memperjuangkan kemerdekaan terutama bagi masyarakat suku sasak,” jelas Anugrah saat di temui di Markas besar GANAS di Sakra pada Jum’at, 13 Juni 2025.

“Berkaca dari sejarah tersebut tentu sangat di sayangkan kalau lokasi tersebut di alihfungsikan menjadi lokasi tambak udang yang secara tidak langsung akan menghapus sejarah yang sudah melekat di suku sasak,” lanjut Anugrah.

Melihat hal ini, tentu kami akan bertanya-tanya pada Pemerintah Daerah Lombok Timur, Ada apa dengan Pemda Lotim ?

Kenapa di daerah lain ramai-ramai mempertahankan dan melestarikan situs sejarah, budaya dan adat mereka, kita malah dengan sangat mudah ingin menghapus situs sejarah yang kita miliki.

“Kenapa kita gampang sekali ingin mengeluh fungsikan tempat bersejarah kita menjadi lokasi tambak udang ?,” tanya Anugrah.

Tahun 1930 sampai 1934, Lokasi tersebut menjadi  lokasi transit bagi beberapa maskapai penerbangan internasional seperti Imperial Air Ways, KLM Royal Dutch Airline, dan MAC Robertos  Air Race adalah salah satu maskapai lintas benua pernah mendarat di lokasi itu.

Gerakan Advokasi Nusantara (GANAS) dalam hal ini tidak setuju dan menolak pengalih fungsikan Lapangan Terbang Rambang itu menjadi sebuah tambak udang.

“Kami atas nama Ganas melakukan penolakan atas pengalih fungsian lahan tersebut, sedang kami diskusikan masalah ini bersama beberapa tokoh Lotim lainnya dan dalam waktu dekat kami akan melakukan aksi di Depan Kantor Bupati dan Kantor DPRD untuk menyuarakan penolakan tersebut,” tutup Anugrah.

Sedangkan Dr. Abdul Gani Makhrup seorang Praktisi dan Akademisi sekaligus Dewan Pembina Ganas mengatakan pembangunan tambak di kawasan Rambang tersebut memunculkan berbagai persoalan yang perlu mendapat perhatian serius.

“Beberapa aspek nantinya akan muncul setelah tambak itu berjalan, khususnya terkait dengan aspek lingkungan hidup dan pelestarian nilai sejarah,” ujar Gani.

Dimana Rambang bukan hanya kawasan pesisir yang potensial secara ekonomi, tetapi juga merupakan wilayah yang memiliki nilai historis tinggi karena menjadi saksi sejarah pada masa kolonial dan perjuangan kemerdekaan Republik Indonesia.

“Tentu keberadaan kawasan ini sebagai bagian dari warisan sejarah bangsa menjadikannya tidak hanya penting secara fisik, tetapi juga simbolik,” lanjutnya.

Namun upaya pembangunan tambak yang dilakukan tanpa kajian lingkungan yang memadai berisiko menimbulkan kerusakan ekosistem pesisir, pencemaran air, dan degradasi lahan, serta mengancam kelestarian situs-situs atau lanskap yang memiliki nilai sejarah.

Oleh karena itu, permasalahan utama yang muncul adalah bagaimana memastikan bahwa proses pembangunan tambak di Rambang dapat dilakukan tanpa mengabaikan keberlanjutan lingkungan dan nilai-nilai historis yang melekat di kawasan tersebut.

“Kami berharap para pemangku kebijakan bisa mengkaji ulang efek dari kehadiran tambak tersebut, baik itu dari sisi historis maupun dari sisi lingkungan sekitar,” tutup Gani.

Berlangganan Yes No thanks