Lombok Fokus– TGH L Al Bayani Ali Akbar, warga Dusun Padamara, Desa Padamara, Kecamatan Sukamulia, Lombok Timur. Jasadnya menghilang selepas didoakan kala berada di liang lahat.
TGH L Bayan Ali Akbar merupakan salah satu mursyid Toriqoh Naqsabandiyah di Pulau Lombok. Tak sedikit orang yang berguru kepadanya, bahkan muridnya tersebar di berbagai daerah di Indonesia.
Meski ia seorang guru dengan murid yang begitu banyak, dirinya merupakan orang yang bersahaja. Ia dianggap seorang pengayom di tengah kelurga dan masyarakat sekitar.
“Setau kami, beliau (TGH Lalu Albayani Ali Akbar) seorang yang penyayang kepada keluarga,” kata salah seorang anak TGH Lalu Albayani Ali Akbar, Lalu Zainal Irfan, saat ditemui, Senin (9/8).
Ia menuturkan, TGH Lalu Albayani Akbar, lahir tahun 1937 silam di Desa Padamara. Ia wafat pada Minggu (8/8) kemarin, dalam usia 86 tahun.
Bukti TGH L Bayan disebut penyayang keluarga karena hampir semua anak, cucu dan cicitnya sangat dekat.
TGH L Al Bayan Ali Akbar Pengayom Masyarakat
Selain keluarga, ia juga dikenal sebagai pengayom masyarakat. Dirinya bahkan tak pernah membedakan orang dari ras, suku, maupun agama.
Sebab, kata Lalu Zainal, dirinya melihat sering menyaksikan secara langsung. Banyak yang datang ke kediaman beliau dari berbagai ras, warna kulit, dan agama selalu diterima dengan baik.
Sikap itulah, kata dia, yang menjadi contoh dalam berinteraksi sosial. Baik ke anak cucunya maupun ke murid-muridnya.
Namun demikian, meski ia seorang mursyid tarekat, ia tak pernah mau dipanggil tuan guru, seperti gelar bagi pemuka agama yang lainnya. Ia selalu berujar, dirinya hanyalah orang biasa, sama seperti manusia lainnya.
“Beliau tidak pernah mau dipanggil tuan guru atau gelar pemuka agama lainnya,” ujarnya.