Lombok Utara, Lombok Fokus – Dinas Pendidikan Kepemudaan dan Olahraga Kabupaten Lombok Utara (Dikpora) bekerjasama dengan INOVASI melaksanakan lokakarya pelatihan para fasilitator daerah (Fasda). Lokakarya ini untuk mendukung scale-out program PELITA (Pembelajaran Literasi Tingkat Awal) yang telah dilaksanakan INOVASI tahun 2018.
Program PELITA dilakukan untuk mempercepat peningkatan kemampuan literasi siswa kelas awal sekolah dasar di Kabupaten Lombok Utara.
Para Fasda ini nantinya diharapkan mampu mendampingi sekolah-sekolah yang menjadi sasaran program INOVASI untuk mengembangkan kualitas pembelajaran literasi. Sejak 2016 bekerjasama dengan Pemerintah Kabupaten Lombok Utara INOVASI telah melakukan intervensi pembelajaran pada 100 sekolah dasar (SD) dan 25 madrasah ibtida’iyah (MI).
Kepala Dinas Pendidikan Kepemudaan dan Olahraga Kabupaten Lombok Utara Dr. Fauzan, M.Pd dalam sambutannya menyampaikan apresiasi yang besar atas peran serta INOVASI turut membantu peningkatan mutu pendidikan di Lombok Utara. “INOVASI sangat membantu kita dalam mendorong motivasi guru-guru, memberikan model-model pembelajaran yang baik untuk membantu meningkatkan kulitas pembelajaran di kelas. Kita berharap program INOVASI ini dapat dilanjutkan agar bisa dirasakan pada seluruh sekolah dasar di Lombok Utara”, tuturnya.
Lebih lanjut Dr. Fauzan, M.Pd menghimbau agar para Fasda yang sudah dilatih agar menyebarkan praktek-praktek baik yang sudah dilakukan oleh INOVASI kepada guru-guru di sekolahnya masing-masing. Sehingga para guru yang tidak mengikuti lokarya PELITA dapat melakukan implementasi program dan mereka dapat pengetahuan yang baru dalam peningkatan kemampuan literasi siswa.
Sementara itu, Education Coordintor INOVASI NTB Wasmiyati Bachri mengatakan bahwa program literasi masih sangat dibutuh oleh Kabupaten Lombok Utara untuk meningkatkan kemampuan literasi siswa di kelas. “Kami bersyukur sekali INOVASI mendapat porsi dari APBD untuk program literasi. Hasil pendampingan menunjukkan bahwa literasi masih merupakan suatu pekerjaan rumah yang memerlukan tindak lanjut dan dipikirkan lebih lanjut oleh pemerintah daerah. Semoga dana APBD dapat kita manfaatkan sebaik-baiknya. Tingkat literasi di Lombok Utara dapat menjadi lebih baik,” tegasnya.
Sejak 2016 sampai 2018, INOVASI di Lombok Utara telah mendapat dukungan pembiayaan dari APBD untuk program rintisan Guru BAIK (Belajar – Aspiratif – Inklusif – Kontekstual). Di tahun ini, program rintisan yang menjadi fokus pengimplementasian program adalah PELITA. Sehingga nanti diharapkan setelah program INOVASI selesai di Kabupaten Lombok Utara, Pemrintah Daerah dapat melanjutkan program (PELITA atau GURU BAIK) dengan melibatkan Fasda yang sudah dilatih oleh INOVASI.
Para Fasda yang sudah dibina oleh INOVASI memegang peranan penting dalam implementasi program karena mereka merupakan ujung tombak dalam meneruskan pengetahuan dan keterampilan terkait literasi kepada guru-guru di sekolah dampingan masing-masing. Bila program INOVASI berakhir masa pengimplementasiannya di kabupaten ini, maka keberlanjutan program secara mandiri berpotensi besar dilakukan oleh para fasda.
“Begitu INOVASI sudah selesai, aset yang dimiliki oleh daerah adalah fasda-fasda ini. Kalau misalkan dinas melaksanakan program rintisan Guru BAIK, fasdanya sudah siap. Kalau mau melaksanakan program rintisan PELITA, fasdanya sudah ada. Modul-modul pelatihannya juga sudah disipakan, tinggal dipakai.” ujar Anhar Putra Iswanto, District Facilitator INOVASI di Lombok Utara.
Melalui lokakarya ini, pada fasda yang mengikuti kegiatan ini akan dikuatkan kembali tentang unit-unit modul literasi yaitu tentang topik apa dan mengapa literasi, kesadaran fonologis, big book (buku besar), membaca kata, kelancaran membaca, membaca pemahaman, keterampilan menulis, termasuk topik formative assessment (penilaian formatif).