Scroll untuk baca artikel
ArtikelBerita

Menilik Kondisi Perekonomian NTB, Wilayah dengan Kredit Macet Tertinggi di Indonesia

193
×

Menilik Kondisi Perekonomian NTB, Wilayah dengan Kredit Macet Tertinggi di Indonesia

Sebarkan artikel ini
 

Jebakan utang masyarakat akibat pinjaman online

Perilaku konsumtif merupakan kecenderungan individu untuk melakukan pembelian barang dan jasa secara berlebihan, bahkan melebihi kebutuhan pokok. Fenomena ini tidak hanya memengaruhi kondisi keuangan pribadi, tetapi juga dapat berdampak negatif pada lingkungan. Perilaku konsumtif menjadi semakin nyata dalam masyarakat modern dimana konsumsi dianggap sebagai salah satu bentuk status dan keberhasilan. Pada kenyataannya, perilaku ini dapat membawa konsekuensi serius terutama terkait dengan masalah keuangan dan dampak lingkungan. Perilaku konsumtif dapat menyebabkan masalah keuangan serius, termasuk utang yang membengkak. Pengeluaran yang tidak terkendali dapat merugikan stabilitas finansial individu, menciptakan tekanan emosional, dan bahkan mengarah kepada kebangkrutan. Menurut BPS, provinsi dengan rata-rata kontribusi konsumsi rumah tangga terhadap PDRB  tertinggi di Indonesia adalah Provinsi Nusa Tenggara Timur (73,4), Maluku (69,3), DI Yogyakarta(66,6), dan Nusa Tenggara Barat (66,2). Jika melihat dari rata-rata tabungan per-kapita dari ke-4 provinsi tersebut, provinsi DIY (20,1 juta), Maluku (8,6 juta), Nusa Tenggara Barat (6,7 juta), dan Nusa Tenggara Timur (5,9 juta). Hal ini menunjukkan korelasi yang berbanding terbalik antara konsumsi rumah tangga dengan banyaknya rata-rata tabungan per rumah tangga di provinsi tersebut.

Pinjaman online muncul karena hasil teknologi yang semakin berkembang untuk membantu perekonomian nasional dan dapat memberikan layanan keuangan masyarakat atau biasanya lebih dikenal dengan istilah financial technology (fintech). Fintech merupakan sektor keuangan yang telah diinovasi untuk memberikan kemudahan terhadap penggunanya ketika melakukan transaksi keuangan. Hasil dari inovasi teknologi tersebut juga telah memberikan dampak pada semakin meluasnya pinjaman online yang tidak hanya menggiurkan semua kelompok umur karena persyaratan yang mudah, tidak membutuhkan waktu yang lama sehingga masyarakat tidak perlu mememperhitungkan risiko yang ada tetapi lebih pada rasa saling percaya.

Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Statistik Fintech Lending Juni 2023 menyebut Banten dan Nusa Tenggara Barat mencatatkan tingkat kredit macet pinjaman online (pinjol) P2P lending tertinggi se-Indonesia. Bahkan capaian kedua wilayah tersebut melampaui 5 persen. Diketahui, Banten tercatat sebesar 5,13%. Sementara NTB tercatat 7,17% pada Juni 2023. Capaian keduanya melebihi rata-rata TWP90 Indonesia yang tercatat pada periode tersebut, yakni hanya 3,29%

Maraknya pinjol tentunya memberikan dampak buruk bagi perekonomian. Direktur Center of Economic and Law Studies (CELIOS), Bhima Yudhistira, mengatakan bahwa pinjol berpotensi meningkatkan jumlah masyarakat miskin dan rentan miskin. Hal ini dikarenakan pinjol adalah jebakan utang bagi masyarakat menengah ke bawah yang berada dalam keadaan mendesak. Ketika mereka tidak mampu membayar tunggakan, bunga pinjol semakin membengkak dan tidak terkendali. Hal ini berakhir pada kondisi masyarakat yang sudah miskin, menjadi semakin miskin, tak terkecuali di Provinsi Nusa Tenggara Barat.

Parahnya, provinsi NTB berada pada posisi 10 besar provinsi dengan persentase penduduk miskin tertinggi di Indonesia. Pada semester 1 tahun 2023, persentase penduduk miskin di NTB mencapai 13,85%. Angka ini lebih tinggi daripada persentase penduduk miskin di Indonesia yang hanya sebesar 9,36%. Meskipun sempat mengalami penurunan sejak 2018 hingga 2022, persentase penduduk miskin di NTB tahun ini kembali meningkat sebesar 0,17%.

Dampak negatif yang ditimbulkan oleh pinjol, terutama pinjol ilegal, tidak bisa dipandang sebelah mata. Pinjol yang menjamur dan kemacetan kredit yang terjadi harus diantisipasi dengan cepat tanggap. Salah satu langkah yang dapat diambil adalah menguatkan literasi keuangan pada masyarakat. Hal ini dilakukan agar masyarakat tidak mudah terjebak dalam tipu daya pinjol, terlebih lagi pada pinjol ilegal. Masyarakat diharapkan memiliki kesadaran untuk memiliki perencanaan keuangan yang baik. Selain itu, pemahaman tentang produk tabungan atau investasi yang tepat juga diperlukan.

Literasi keuangan diketahui memiliki pengaruh positif terhadap pendidikan. Semakin tinggi tingkat pendidikan seseorang maka semakin tinggi pula literasi keuangannya. Hal tersebut dikarenakan, seseorang dengan tingkat pendidikan yang tinggi akan memiliki akses yang luas terhadap informasi, salah satunya adalah ilmu keuangan. Nyatanya, masih banyak masyarakat NTB yang belum memenuhi wajib belajar 12 tahun. Ketidaktuntasan wajib belajar tercermin dari rata-rata lama sekolah masyarakatnya. Menurut data Badan Pusat Statistik (BPS), Provinsi NTB tahun 2022 masuk kedalam tiga provinsi dengan rata-rata lama sekolah terendah setelah Provinsi Papua dan Kalimantan Barat. Rata-rata masyarakat NTB hanya menempuh pendidikan selama 7,61 tahun atau rata-rata menyelesaikan pendidikan kelas VII SMP dengan kata lain hanya memiliki ijazah Sekolah Dasar.

Setelah mengetahui dampak kemiskinan yang ditimbulkan dari pinjol, agar tidak terjerumus dalam jeratan pinjol berikut terdapat tiga solusi yang bisa dilakukan.

  1. Membuat perencanaan keuangan yang baik

Perencanaan keuangan merupakan cara yang digunakan untuk mengoptimalkan setiap uang yang kita peroleh. Perencanaan keuangan ini meliputi pengumpulan data keuangan, penetapan tujuan atau rencana hidup, pemeriksaan status keuangan terkini, dan penyusunan strategi agar dapat mewujudkan impian tetapi berdasarkan kondisi keuangan terkini.

  1. Meningkatkan literasi keuangan

Pendidikan yang semakin tinggi dapat meningkatkan pengetahuan seseorang dalam berbagai bidang, salah satunya tentang bagaimana mengelola keuangan. Dengan tingginya tingkat literasi keuangan, kita bisa menentukan mana kebutuhan dan mana yang sekedar keinginan sehingga dapat lebih bijak dalam penggunaan uang yg dimiliki.

  1. Mengatur skala prioritas

Susunlah skala prioritas dimulai dari hal yang paling penting pemenuhannya. Daftar tersebut akan mempermudah kita dalam mengambil keputusan dalam memenuhi kebutuhan dan tentunya menjauhkan kita dari perilaku konsumtif.

Namun, jika sudah terlanjur terjebak dalam jeratan pinjaman online dapat menerapkan tiga solusi berikut:

  1. Prioritaskan utang yang memiliki biaya tertinggi

Ketika terdapat beberapa pinjaman online, maka prioritaskan lebih dulu utang dengan bunga yang paling tinggi

  1. Membuat anggaran keuangan

Membuat anggaran keuangan untuk mengelola keuangan, dengan menyisihkan sebagian besar pendapatan yang diperoleh untuk melunasi utang yang dimiliki.

  1. Hindari gali lubang tutup lubang

Istilah gali lubang tutup lubang ini maksudnya menghindari pengambilan pinjaman baru untuk melunasi pinjaman sebelumnya. Hal tersebut bukan merupakan solusi yang dapat dilakukan karena akan memperlebar utang yang dimiliki.

 

 

Penulis :

Lalu Ahmad Arya Nugraha

Sinta Puspita Dewi

Syarifah Annisa Assegaf

Penulis merupakan mahasiswa Politeknik Statistika STIS

 

READ  IPNU-IPPNU NTB Gelar Rakorwil dan Rapimwil di Lombok Timur
Berlangganan Yes No thanks