Lombok Fokus – Prof. Dr Masnun Tahir merupakan akademisi yang lahi di Dusun Tenten Lauk Desa Bujak namun ia besar di Dusun Dasan Baru Desa Barabali Kecamatan Batukliang Kabupaten Lombok Tenga.
Ia didik oleh orang tuanya dengan sangat keras, saat pagi berangkat sekolah tanpa bekal dan ikat pinggangnya dibuat dari tali gangsingan.
“Dulu saat sekolah, ikat pinggangnya pakai alit (tali, red) gangsing. Biasanya ia akan saling berbagi bekal sama ponaanya,” cerita yang sering didengar di Kampung tempat ia besar.
Saat pulang sekolah, ia harus mencari rumput untuk sapi yang dipeliharanya. Selain jadi pengembalaia juga menjadi buruh pembuatan genteng waktu ia masih muda.
“dari pengawis menjadi penulis, jadi dari Pengaret (Pengembala) Menjadi Rektor” kalimat yang sering diucapkan saat bercanda bersama sambil memberikan motivasi.
Riwayat pendidikannya tak semudah yang dilihat, walupun kuliah dapat beasiswa namun ia selalu mencari uang lebih untuk memenuhi kebutuhan membeli buku. Ia pernah jadi kuli bangunan saat kuliah S1 di Jogja.
“waktu S1, saya pernah jadi kuli bangunan. Angkat batu bata hingga angkat kapur, makanya wajah saya ketularan putih sampai sekarang,” tuturnya mengenang masa lalunya.
Sedikt perjalan pendidikan masnun tahir sebagai berikut, Pendidikannya dimulai di SDN Lendang Terong (1982-1987); MTs di Ponpes “Uswatun Hasanah” Lombok Tengah (1987-1990); dan MANPK Mataram NTB (1990-1993). Setelah itu Masnun melanjutkan pendidikannya di IAIN Sunan Kalijaga (1994-1999), dan kemudian melanjutkan S2 dan S3 di kampus yang sama.
Pada saat di Yogyakarta, Masnun Taher, nyantri Kalong di PP Minhajul Muslim Yogyakarta, PP Al-Munawwir Krapyak, dan belajar di Masjid UIN bersama KH. Machasin, KH. Abdul Malik Madaniy, KH. Ma’mun Murai, dan KH. Toha Abdurrahman, sekitar tahun 1994-2000. Setelah itu, Masnun Kursus Bahasa Inggris di Yayasan Pengembang IKIP Yogyakarta, Maret-Mei 1999 di UNY (dulu IKIP) Yogyakarta.
Setelah lulus sarjana, Masnun kembali ke NTB dan bergiat di tengah-tengah masyarakat. Di PP Uswatun Hasanah, dia dipercaya sebagai Ketua Umum Ikatan Alumni Pondok Pesantren Uswatun Hasanah (IKAPPUH) Batukliang, Lombok Tengah, NTB, 2000-sekarang, lalu masuk jajaran Ansor sebagai Wakil Ketua PW-GP Ansor NTB (2004-2006). Dia juga menjadi MABINCAB PMII Cab. Mataram (2004-Sekarang); Wakil Syuriah PWNU NTB (2012-2017); dan menjadi Direktur Madrasah Development Center Provinsi NTB (2016-2021); menjadi Ketua Divisi Pengkaderan MUI NTB, 2015-2020; dan menjadi ketua umum PWNU NTB (2019).