Lombok Timur, LombokFokus.Com – Pada masa kampanye Pemilu Legislatif ini berbagai cara ditempuh oleh Calon Anggota Legislatif (Caleg). Tak sedikit memberikan janji-janji politik untuk menarik simpati masyarakat. Bahkan Pemilu kerap diwarnai oleh prilaku politik uang (money politic).
Terkait hal itu, Caleg DPRD Kabupaten Lombok Timur, Muhlis Hasim, M.Si menegaskan tak terpengaruh oleh beragam strategi caleg lainnya dalam memenangkan kontestasi. Ia menyebut memiliki cara tersendiri yang bersumber dari prinsip politiknya.
“Saya tidak mau menggunakan cara-cara konvensional dalam berkampanye. Mengumbar janji, menyumbang sana sini bahkan ada yang nekat membeli suara adalah cara-cara lama,” katanya.
Caleg Partai Golkar Dapil III meliputi kecamatan Montong Gading, Sikur dan Terara ini memiliki cara pandang yang berbeda. Berkampanye tidak hanya tentang mencari dukungan suara, melainkan juga harus diikuri dengan pendidikan politik kepada masyarakat.
“Masyarakat harus diberikan pemahaman tentang politik. Bahwa politik tidak hanya tentang kampanye, suara dan uang yang selesai ketika proses pemilu usai. Anggota dewan memiliki tugas lima tahun. Maka apa saja yang akan dilakukan oleh dewan selama menjabat harus dipahami oleh masyarakat,” paparnya.
Sebagai wakil rakyat, tentu seorang dewan harus mampu memahami kebutuhan masyarakat yang diwakilinya. Maka dewan harus sering turun ke masyarakat baik pada saat kampanye maupun pada saat reses ketika terpilih. Dengan demikian, kebutuhan masyarakat tersalurkan ke pemerintah melalui perjuangan wakilnya di parlemen.
“Masyarakat jangan kita didik dengan politik transaksional. Ada uang ada suara, ada sumbangan ada suara. Tapi masyarakat harus diajak bersama-sama berkomitmen antara wakil dengan yang diwakilinya supaya hak-hak masyarakat selama 5 tahun ke depan dapat tersalurkan,” tegas politisi muda alumni Universitas Indonesia ini.