Bersama Membanjiri Dunia Maya Dengan Narasi Perdamaian di Tengah Pandemi Covid-19 |
LOMBOK FOKUS, OPINI| Dalam kondisi Dunia yang saat ini sedang tidak baik-baik saja, dikarenakan harus bertahan di masa Pandemi Coronavirus Disease 2019 (Covid-19) yang serba sulit, World Challenge makin meningkat, baik di sector Pembangunan, Pendidikan ataupun Ekonomi bahkan mentalitas pada diri manusia, khusunya anak-anak karena tidak bisa mendapatkan layanan pendidikan yang baik selama Pandemi ini, telah menginfeksikan seluruh aspek tatanan kehidupan bermasyarakat, all affected. Tak terkecuali Negara Indonesia yang menjadi salah satu negara dengan jumlah penduduk yang paling banyak, kasus demi kasusu terus meningkat, tidak hanya soal Covid-19 melainkan juga dampaknya yang menghitamkan kehidupan.
Violence, hate speech, hoax, sexual violence and criminality, makin marak, tidak lain ini karena pengaruh Pandemi yang membuat mindset masyarakt berubah, baik itu pengaruh pekerjaan yang kian nihil kemudian membuat perekonomian anjlok dan tidak punya harapan lain sehingga sangat mudah terpropokasi untuk melakukan hal-hal yang berbaur kebencian hanya untuk meneruskan kehidupan, bagaiamana tidak, meanwhile banyak orang yang di PHK, pengangguran meningkat, pekerjaan tidak ada hingga kemudian menjadi factor terjadinya tindakan-tindakan yang tidak kita inginkan.
Tidak hanya itu, penyebaraan berita-berita yang tidak benar, konten-konten hoax dan ujaran kebencian juga makin marak terjadi di Media social, ini mengakibatkan tumpang tindihnya perdebatan yang tak berujung hingga menimbulkan perpecahan. Hate speech atau violence juga terus bertebaran menodai Dunia Maya yang seharusnya dijadikan sebaga media berdakwah untuk menyampaikan hal-hal yang baik, menyampaikan kebenaran, memberikan informasi-infromasi penting, sebagai ladang untuk increase knowledge dan self development.
Terlepas dari persoalan itu, kita mesti tetap kuat dan tegar dalam melawan tatanan kehidupan social yang asing ini, kehidupan serba sulit dan memangkas keleluasaan kita dalam berinteraksi langsung dengan orang lian dan beraktivitas. Kondisi masyarakat memang sangat terpuruk, perubahan social di Era Pandemi in terjadi sangat sporadis tidak pernah terbayangkan oleh kita. Sehingga, pada kondisi yang demikian kita tidak ada kesiapan kemudian menyebabkan disorganisasi social di seluruh aspek kehidupan dan semua elmen masyarakat. Nilai dan norma social yang telah berkembang dan kita anut selama ini menjadi tergoyah. Walaupun demikia kita harus sadari bahwa masyarakat basically, pasti akan mengalami perubahan. Masyrakat tidak bisa dibayangakn sebagai keadaan yang tetap, melainkan sebagai proses yang senantiasa berubah dengan derajat, kecepatan, intensitas, irama dan tempo yang berbeda (Sztompka, 08:2017 ).
Kita mesti mengakui ini sebagai realitas social walapun dampak Pandemi ini sangat berat namun, kita mesti adaptif terhdap berbagai bentuk perubahan social yang sangat unexpected, bahkan menyerang kehidupan masyarakat unconsciuously. Desakan transformasi social di masayarakt telah hadir dengan ragam persoalan bahkan tidak menutup kemungkinan peradaban dan tatanan kemanusiaan akan mengalami pergeseran ke arah dan bentuk yang berbeda dari sebelumnya.
Melalui Dunia Maya, kita bisa memberikan edukasi kepada masyarat, bahwa kita harus siap dengan kehidupan baru ini yang mungkin akan melahirkan budaya baru juga. Keterbatasan kita dalam beraktifitas tidak memangkas kewajiban kita untuk menyebarkan kebaikan dengan memanfatkan tekhnologi yang makin berkembang saat ini. Walaupun telah nyata kerusakan di Muka Bumi ini disebabpkan oleh tangan manusia bahkan jari-jari manusia saat menyebarkan berita hoax, fitnah, ujaran kebencian yang dilakukan di Dunia Maya hingga berdampak ke Dunia nyata. Maka, mari kita bersama banjiri Dunia Maya dengan narasi-narasi kebaikan, tetap istiqomah dalam menggunakan media social dan kecanggihan tekhnologi dengan baik dan benar jadikan sebagai media kita untuk menebar keharmonisan, sirami dan bersihkan noda hoax yang ada di Dunia Maya dengan bersama menguatkan penyebaran kebenaran, timbun dan tenggelami kebencian dengan bersama mengkampanyekan perdamaian.
Bersama Membanjiri Dunia Maya Dengan Narasi Perdamaian di Tengah Pandemi Covid-19
Penulis : Rafial Nazir (Pengurus Cabang Pergerkan Mahasiswa Islam Indonesia Kota Mataram)
www.lombokfokus.com