LOMBOK TENGAH | Dialog Publik yang di selenggarakan oleh BEM IAIQH Bagu dg tema “penguatan budaya literasi masyarakt dalm rangka penyebran hoax dan paham intoleran “, Aula Kampus IAIQH Bagu, Kecamatan Pringgarata. Selasa, (25/2/20).
Dialog ini diadakan karena keresahn yang dirasakan mahasiswa IAIQH khususnya BEM beserta jajarannya, yang dimana budaya toleran itu sudah tidak terasa di tengah-tengah kita, maka dari itu BEM IAIQH berinisiatip mengadakan dialog ini supaya toleransi di tengah-tengah kita hidup kembali .
Seperti yg dikatakan ketua BEM IAIQH dalam sambutan nya, “Negara kita ini adalah negara hukum bukan negra islam . Jadi toreransi kita harus ada ,toleransi ini ini akan ada apabila budaya letarasi ditengah kita di hidupkan dan dibudidayakan ” kata ketua BEM IAIQH
Ketua BEM IAIQH BAGU menganjurkan ” budaya liretrasi menjadi dasar untuk menangkal hal hal yang berbau intoleran” sambung Imam aiqo selaku ketua bem dalam sambutan nya .
Literasi adalah suatu kempuan seseorang untuk menggunakan potensi dan keterampilan dalam pengelihatan dan pemahaman informasi.
Kanit Humas Polres Lombok Tengah, Amirudin mengatakan, Intoleran lahir karena tidak bisa menerima perbedaan.
“Intoleransi ketidak bersediaan dari seseorang atau kelompok untuk menerima perbedaan diri orang lain atau kelompok lain . Intoleransi begama yg biasa berujung radikalisme ” Ungkap Amirudin
“Dan ternyata indonesia itu berada dalam urutan ke 6 menurut kominfo dalam penggunaan internetnya “, kata amiruddin kepada mahasiswa.
Amirudin banyak membahas tentang hoax yang paling besar penyebaran nya melalui internet . Dia menganjurkn kpd mahasiswa supaya apa informasi yg di peroleh jgn buru-buru di publikasikan ,harus menggali kebenaran berita itu sendiri terlebih dahulu.
“Jadi kalau menyempaikan berita bohong itu dapat terjeta hukum ITE .maka mahasiswa harus bijak dalam menggunakan teknologi yang digunakan wabil khususnya Hp , supaya bisa menjadi pengguna yang bijak ” terangnya.
“Seperti Saat ini banyak kasus yg masuk di polres loteng terima yang berkaitan dengan pencemaran nama baik . Maka dari itu di mulai dari mahasiswa untuk meningkat kan budaya literasi supaya toleransi itu tetap terjadi karna kita di indoneaia ini terdiri dari berbagai agama, budaya dan kepribadian , maka dari itu kita sebagai warga NKRI harus toleransi .
“Jarimu adalah harimaumu, Karna skarang sekarang itu bukan lidah tapi yg jadi harimau itu jarimu yang mampu membunuh dan menyebabkan intolereran” tegasnya .
Qamrullah, M. Hi selaku akdemisi memaparkan Klok melihat persfektif islam yg artinya “wahai orang yang beriman kalau ada orang yg memvawakan informasi maka klarifikasilah, Karna ini yang mendatangkan namimah gibah dan lain-lain. Seperti ibarat orang lagi kencing berdiri padahal sebenarnya lagi menyiram tanaman dengan botol. Setiap pandangan org yg jatuh cinta semua akan terluhat benar dan baik sdgkan org yg benci akan tetep menjatuhkan mu .
Intoransi ini ” jangan lah anda mencacimaki agama org lain agar agamu tdk di caci belebihan .Tdk toleran skrang terjadi di antara dlm agama itu sendiri karna kita kekurangan literasi dan Karna kurangan informasi.
” Kita itu kurang literatur, kesepakatan MUI bahwa semua itu memiliki deminsi hukum . Karna literatur banyak maka jd toleransi .”imbunya