JAKARTA | Aksi demonstrasi terhadap penolakan UU Omnibus Law diberbagai daerah membuat aparat kepolisian tidak sedikit yang dapat menahan amarah. Akibatnya, banyak massa aksi yang menjadi korban pemukulan saat demontrasi berlangsung.
Seperti yang menimpa kader Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) diberbagai wilayah. Banyak kader PMII yang mengalami luka berat dan luka ringan.
Sekretaris Jenderal PB PMII, Sabolah Al Kalamby, mengungkapkan bahwa ada banyak laporan dari daerah yang masuk ke PB PMII. Seperti di kab. Bekasi luka parah di kepala, di Kutai Timur mata bengkak akibat lemparan botol.
Begitu juga yang terjadi di sulawesi, sumsel, jatim, jabar, aceh, jambi, maluku, maluku utara, kalimantan dan masih banyak daerah lain yang belum masuk rekap di PB PMII.
“Bukan hanya kader laki-laki, tapi kader puteri kami juga menjadi korban. Di Kolaka kader puteri kami dipukul,” kesalnya.
Menurutnya, saat ini PB PMII masih melakukan pendataan terhadap para kader yang menjadi korban. Sejauh ini sudah banyak data yang masuk. Ada dari Banten, Jakarta, Sumatera, NTB dan lain-lain.
Terkait hal ini, PB PMII meminta pemerintah dan pihak kepolisian untuk bertanggungjawab. Kapolri, harus menindak tegas dan melakukan proses hukum terhadap oknum anggota polri yang terlibat pemukulan.
Dia meingimbau kepada seluruh kader PMII untuk tetap semangat. Selalu jaga kesehatan, tetap satu barisan dan satu komando berjuang melakukan penolakan terhadap UU Cipta kerja sampai tuntutan terpenuhi.
“Kita buktikan bahwa PMII selalu bersama dibarisan rakyat dalam situasi dan kondisi apapun,” tegasnya.
www.lombokfokus.com