TGB Dr. KH. Muhammad Zainu Majdi saat mengisi webinar yang digelar oleh asosiasi dosen LPTK NTB |
MATARAM, LOMBOK FOKUS |Merayakan Hari Aksara Internasional (HAI) yang jatuh pada tanggal 8 September 2020, Asosiasi Dosen Lembaga Pendidikan Tenaga Kependidikan (LPTK) NTB dan program INOVASI NTB bekerjasama dengan Dinas Pendidikan dan Kebudyaan Provinsi NTB dan Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi NTB menyelenggarakan webinar bertajuk Literasi NTB di Masa Pendemi. Kegiatan ini digelar melalui platform Zoom dan diikuti tidak kuranf dari 450 peserta. Selain itu ada, 4264 yang tercatat mengikuti melalui livestreaming Youtube dan Facebook.
Mantan Gubernur NTB yang juga Ketua Umum Pengurus Besar Nadhatul Wathan, TGB Dr. KH. Muhammad Zainu Majdi hadir menjadi pembicara pada webinar tersebut. Selain TGB, pembicara lainnya adalah Dr. H. Atun Wardatun (feminis, pengurus Konsorsium NTB Membaca, dan dosen UIN Mataram), Prof. Dr. A. Wahab Jufri (Dekan FKIP UNRAM dan Ketua Asosiasi Dosen LPTK NTB), serta Dr. H. Aidy Furqan (Kadis Dikbud Provinsi NTB). Muhtar Ahmad, S.Th.I., MM. MS.Ed, District Coordinator program INOVASI NTB didaulat menjadi moderator acara.
Saat mengupas tentang literasi dalam perspektif Islam, TGB menegaskan bahwa Islam memposisikan literasi di tempat sangat tinggi dalam pembentukan peradaban manusia. Jatuh bangunnya peradaban suatu masyarakat, menurutnya, ditentukan oleh perkembangan literasi. Selain itu, dia juga menekankan aspek kualitas bacaan sebagai poin kunci pembentukan peradaban dalam masyarakat. Semakin tinggi kualitas bacaan yang ada, maka semakin tinggi pula kualitas peradaban yang dihasilkannya.
“Kunci ketinggian literasi tidak semata-mata terletak pada kuantitas literatur yang diakses masyarakat, namun yang tak kalah penting kualitas dan peran bahan bacaan tersebut bagi pembentukan peradaban suatu masyarakat” tegas TGB di kesempatan tersebut.
Pembicara kedua, Dr H. Atun Wardatun menjelaskan tentang praktik-praktik baik dalam pengembangan literasi masyarakat. Dia mensinyalir bahwa keterpurukan literasi masyarakat NTB saat ini dapat diatasi tidak hanya dengan bergantung pada ketersediaan buku-buku dan bahan bacaan lain dari Pemerintah. Namun, kegiatan literasi perlu dibangun dari rumah, dari hal-hal kecil, dan tidak identik dengan kemahalan. Ada banyak hal, menurut Dr Atun, yang bisa dilakukan di rumah oleh orang tua untuk membangun semangat literasi.
“Beberapa cara sederhana yang dapat dilakukan orang terhadap anaknya sejak dini adalah membacakan buku cerita kepada anak sebagai kegiatan rutin setiap ada sela waktu di rumah, menyampaikan pengetahuan tertentu kepada anak dengan menyebutkan bahwa sumbernya adalah dari buku A atau B, dan berusaha membeli atau meminjam dari perpustakaan buku-buku yang sesuai dengan tingkat perkembangan ana” papar Dr Atun.
Sementara itu, Prof. Wahab Jufri sebagai Ketua Asosiasi Dekan LPTK Provinsi NTB memaparkan peran LPTK dalam pengembangan literasi. Dia menekankan peran strategis LPTK sebagai lembaga pencetak tenaga pendidik atau guru di semua tingkatan sehingga turut memiliki peran kunci dalam perkembangan literasi di daerah ini. Asosiasi Dosen LPTK NTB sendiri saat ini memiliki 17 anggota institusi dengan jumlah mahasiswa calon guru yang tengah dididik mencapai hampir 20.000 orang. Kemajuan teknologi yang ditandai dengan hadirnya revolusi industri 4.0 juga digariswabahi oleh Dekan FKIP Unram ini. Menurutnya, tenaga pendidik khususnya pengajar literasi mesti mampu menyesuaikan dengan perubahan yang ada.
“Mereka harus mampu menyerap perkembangan secara positif dan di sisi lain menekan pengaruh negatif yang ditimbulkan oleh perubahan tersebut sehingga target pembelajaran anak dapat dicapai secara efektif” Tutur Prof. Wahab Jufri.
Pembicara pamungkas para webinar itu menghadirkan Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Provinsi NTB, Dr. H. Aidy Furqan. Pada pemaparannya dia menyampaikan bahwa Pemerintah NTB melalui Dinas pendidikan terus mengembangkan kebijakan literasi inklusif melalui penyediaan berbagai media dan sumber belajar berbasis audio, video, multimedia dan film. Bahan-bahan tersebut juga disediakan di berbagai titik di sekolah maupun dalam masyarakat sehingga dapat memaksimalkan akses bagi siswa umum, siswa berkebutuhan khusus, dan masyarakat untuk membaca dan belajar.
Di bagian akhir webinar, Kepala Dinas Pendidikan NTB didaulat untuk memimpin pembacaan naskah deklarasi gerakan literasi di Provinsi NTB. Ada 3 poin komitmen dalam deklarasi itu: (1) Membudayakan gemar membaca dari diri sendiri, keluarga, dan dalam lingkup peran dan tugas masing-masing, (2) Menciptakan dan mendukung program dan kegiatan yang membangun kemampuan baca tulis anak, remaja, orang tua, guru, dan elemen masyarakat lainnya, (3) Memulai dari diri dan lingkungan kerja, lalu mengajak berbagai lapisan masyarakat untuk berpartisipasi menyediakan bahan bacaan yang mendidik, berkarakter, dan berbudaya.
Ketua Panitia Pelaksana Webinar, H. Iwan Jazadi, Ph.D., yang juga Ketua STKIP Paracendekia NW Sumbawa, menyampaikan bahwa selain kegiatan Webiner ini, Hari Aksara Internasional ini juga dirayakan dengan beberapa kegiatan bernuansa literasi lain, yaitu workshop, kampanye literasi serta adapula serangkaian lomba menulis cerita anak. Semua kegiatan ini bertujuan untuk mewujudkan gerakan bersama membangun literasi masyarakat NTB yang secara nasional masih tercatat berada di posisi bawah. Tentunya ini sebuah kondisi yang mengkhawatirkan. Terlebih karena posisi literasi Indonesia sendiri masuk pada kelompok terbawah. terakhir.
“Semoga kesadaran kita untuk membangun gerakan membaca dan menulis dari tingkat dasar dapat mengalami peningkatan”, tandas Iwan.
www.lombokfokus.com